Agaknya,
saat ini kebanyakan masyarakat telah meragukan kualitas maupun keahlian para
pemimpin negeri. Dimana sekarang ini dalam kancah kepemimpinan sedang terjadi
perlombaan untuk membesarkan parpolnya untuk persiapan pemilu di tahun 2014
nanti.
Secara
tidak sadar, orang nomor satu di negeri ini juga sibuk membesarkan parpolnya
meskipun dalam pengakuannya, semua itu dilakukan di luar jam keja, namun hal
tersebut sangat berpengaruh dengan statusnya yang masih menjabat sebagai kepala
negara yang seharusnya lebih fokus pada kepentingan masyarakatnya.
Namun,
segala permasalah tidak akan habis jika petinggi parpol hanya fokus pada
pembesaran parpolnya saja untuk pemilu mendatang, karena banyak masyarakat
mengklaim bahwa pemimpin saat ini yang sedang duduk di kabinet terlalu sibuk
dengan agenda politiknya dan itu dalam kenyataannya adalah benar dan bukan lagi
anggapan.
Dengan
permasalahan tersebut, seharusnya dijadikan pelajaran bagi kita semua agar
pemimpin mendatang benar-benar pemimpin yang mempunyai kualitas maupun
intelektual tinggi dan bukanlah pemimpin yang hanya bisa mengobral janjinya
seperti waktu pemilu. Sehingga, mampu mensejahterakan rakyatnya dan mau
berjuang bersama untuk membangun dan memajukan bangsa ini.
Pemimpin Efektif dan
Berkualitas
Di
tahun 2013 ini merupakan puncak bagi seluruh parpol yang telah ditetapkan oleh
Komisi Pemilihan Indonesia (KPI) untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk maju
ke pemilu 2014 mendatang. Tentu, kesempatan ini tidak akan disia-siaka oleh
seluruh partai untuk meraih suara terbanyak pada pamilu nanti.
Tetapi
satu hal yamg harus diperhatikan oleh seluruh parpol, bahwa seorang pemimpin
efektif harus mempunyai intelektual maupun kualitas yang memadai bukan hanya
pintar dalam omongan ketika kampanye yang terlalu pintar dalam beretorika tanpa
ada tindak lanjut sesudahnya, karena kebanyakan orang saat ini beranggapan
bahwa pemimpin yang demikian itu adalah pemimpin yang mempunyai ciri-ciri
tertentu yang bisa dijadikan tolak ukur untuk memimpin negeri ini, diantarnya
kharismatik, berpikir ke depan, tanggung jawab, daya persuasi dan intensitas,
bahkan kesemua itu sudah dianggap sebagai harga mati bagi seorang pemimpin.
Sifat
yang demikian itu, apabila disandingkan dengan pemimpin di Indonesia hanya
dimiliki oleh beberapa orang saja, diantaranya adalah Ir. Soekarno yang
merupakan presiden pertama sekaligus salah satu pemimpin berpengaruh di negeri
ini. Namun, tidak bisa semua pemimpin mempunyai ciri-ciri yang demikian, karena
setiap orang itu mempunyai ciri berbeda untuk memimpin negeri ini. Bahkan, Guru
manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat:
"pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasarkan misi
organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Dengan
pernyataan tersebut sudah jelas apabila seorang pemimpin yang efektif bukanlah
orang yang hanya mempunyai sifat maupun ciri tertentu seperti yang disebutkan
di atas. Tetapi bagaimana seorang pemimpin itu mampu menguasai medan maupun
kondisi masyarakatnya yang akan di pimpin dan bekerja sesuai dengan visi maupun
misi yang telah mereka rancang sejak awal, sehingga pemimpin akan mempunyai
cara atau strategi yang sesuai dengan kondisi masyarakatnya.
Untuk
itu, di tahun politik ini, kita harus benar-benar memperhatikan kualitas
pemimpin bukan melihat dari luarnya maupun seberapa uang saku yang akan
diberikan kepadanya ketika kita memilihnya. Sehingga terciptanya rakyat yang
adil dan makmur seperti yang dicita-citakan bangsa dapat cepat terealisasi.
Memang
kesemua itu butuh proses, dan proses itu membutuhkan waktu. Dengan demikian seorang
pemimpin harus bisa mengatur waktunya agar bisa membagi waktu antara pekerjaan
dengan keluarga, sehingga tidak ada kecemburuan antara keduanya.
Pemimpin Asketis
Dengan
segala permasalahan yang menghinggapi negeri ini, seperti korupsi,
pengangguran, kemiskinan dan lain sebagainya kesemua itu membutuhkan yang
namanya penyelesaian dan semua itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Hal
tersebut hanya bisa diselesaikan oleh orang yang memang benar-benar mempunyai
jiwa kepemimpinan ynag tinggi sehingga mengesampingkan kepentingan pribadi demi
kesejahtraan rakyatnya.
Tentu,
hal demikian adalah tugas yang sangat berat bagi seorang pemimpin. Namun, hal
itu sudah menjadi sebuah kewajiban bagi setiap pemimpin yang benar-benar ingin
memimpin negeri ini sebagai salah satu tanggung jawab yang harus dimiliki oleh
seorang pemimpin.
Selain
itu, seorang pemimpin juga harus bisa berakselerasi dengan masyarakatnya demi
mewujudkan cita-cita bersama, karena seorang pemimpin tidak akan berjalan
dengan mulus tanpa bantuan masyarakatnya.
Untuk
itu, pemimpin asketis sangat dibutuhkan perannya untuk memimpin negeri ini,
yang mana pemimpin ini adalah pemimpin yang benar-benar pemimpin yang mau ikut
berjuang dan bertanggung jawab atas permasalahan yang terjadi, baik itu dilakukan
dengan terjun langsung ke lapangan maupun dengan cara lain sehingga kesemuanya
itu dapat tercapai dan membuahkan hasil yang memuaskan.
Dalam
hal ini bukan hanya kaum tua yang dilibatkan, melainkan kaum muda juga harus
diikutsertakan, karena kebanyakan sekarang ini para pemimpin maupun orang yang
duduk di lingkungan kabinet adalah kaum tua. Seakan-akan kaum muda tidak
berdaya apabila menjalankan roda pemerintahan.
Maka
dari itu, kaum muda jangan dipandang sebelah mata, bahwa pengetahuan kaum muda
tentang kepemimpinan adalah sedikit dibandingkan dengan kaum tua. Bahkan, bisa
jadi kaum mudalah yang mampu memimpin negara ini dengan baik dan bisa
memeberikan hasil yang mnemuaskan.
Jadi,
kaum muda sekarang ini haruslah mau membantu negara ini supaya menjadi lebih
baik, salah satunya dengan masuk ke dalam lingkungan pemerintahan dan memulai
perbaikan darim pinggir. Wallahua’lam
Bisshowab
Oleh:
Ahmad Zamroni
Mahasiswa
IAIN Walisongo Semarang dan Peraih Beasiswa Unggulan dan Peneliti di MonashInstitute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar