Berharap Pemimpin Tak Sekedar Memimpin
Pada
dasarnya semua manusia diciptakan di bumi ini adalah sebagai pemimpin, baik
dari kaum adam maupun kaum hawa. Maka dari itu, setiap manusia mempunyai hak
yang sama yaitu menjadi pemimpin atau dalam istilah Islam adalahKholifah Fil Ard.
Barangkali,
banyak dari kalangan masyarakat saat ini meragukan keahlian-keahlian para
pemimpin yang telah memimpin negeri ini, sehingga banyak kritikan baik berupa
buku ataupun opini yang membahas tentang kinerja pemimpin yang setiap hari
menghiasi media massa.
Memang,
pemimpin asketis sangat dibutuhkan diseluruh dunia tak terkecuali Indonesia.
Kebanyakan masyarakat tersebut beranggapan bahwa pemimpin yang efektif adalah
pemimpin yang mempunyai beberapa ciri tertentu yang sangat penting misalnya,
kharisma, pandangan ke depan, tanggung jawab, daya persuasi dan intensitas. Dan
apabila kita berfikir tentang pemimpin yang asketis seperti Soekarno yang merupakan
salah satu pemimpin berpengaruh di Indonesia, patut kita akui bahwa sifat-sifat
tersebut melekat pada dirinya dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang dia
inginkan.
Sebenarnya,
untuk menjadi pemimpin yang efektif tidak harus mempunyai ciri-ciri yang sama
seperti apa yang dimiliki oleh Soekarno, karena setiap orang tidak bisa
mermiliki sifat yang sama.Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya
hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif
adalah berpikir berdasarkan misi organisasi, mendefinisikannya dan
menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Pernyataan
tersebut bisa menjadi motifasi bersama, supaya bisa lebih berkomitmen dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Agar
tujuan yang diinginkan bersama dapat terealisasi dengan baik.
Belajar dari Permasalahan
Negara
saat ini sedang tertimpa musibah yang perlu akan adanya pembenahan, karena
musibah tersebut datang dari partai demokrat yang dewan pembinanya merupakan
presiden Indonesia, yaitu Bambang Susilo Yudhayana. Musibah tersebut adalah
terdakwanya ketua umum partai demokrat, yaitu Anas Urbaningrum sebagai
tersangka atas kasus korupsi proyek olahraga hambalang sekaligus mengundurkan
diri dari jabatannya.
Dalam
hal ini, KPK sangat perlu dipertanyakan atas penetapan Anas sebagai tersangka.
Pasalnya, banyak kalangan menilai bahwa KPK menjalankan tugasnya tersebut atas
dasar kekuasaan, maksudnya ada pihak lain yang memaksa KPK untuk cepat-cepat
memberikan status hukum terhadap beberapa orang yangdianggap ikut terjerat
tindak pidana korupsi tanpa mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Dengan
demikian, atas kejadian yang menimpa partai demokrat bisa menjadi pelajaran
bagi pemilu mendatang supaya benar-benar memilih pemimpin yang sesuai, karena
pemimpin saat ini dianggap sedang membuat semacam politik keluarga atau politik
dinasti. Hal itu dibuktikan dengan presiden SBY memilih kerabat-kerabatnya
untuk ikut masuk dalam sistem pemerintahannya, apalagi setelah pengunduran Anas
Urbaningrum.
Kini
kita hanya menanti halaman baru seperti yang dikatakan oleh Anas Urbaningrum,
bahwa penetapan beliau sebagai tersangka kasus proyek hambalang merupakan
halaman pertama dan akan ada banyak halaman-halaman berikutnya. Entah itu
berupa kebusukan yang terdapat didalam partai atau masih banyak orang terjerat
kasus korupsi yang saat ini masih duduk di lingkungan partai.
Beliau
juga mengatakan bahwa masih banyak fakta yang akan tersingkap dan bermanfaat
bagi kepentingan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dan kita hanya bisa berdo’a
semoga kasus yang menimpa Anas dapat cepat terselesaikan, karena saat ini
mencari sosok pemimpin muda seperti anas sangat sulit. Beliau termasuk orang
yang berbakat dalam menjalankan kepemimpinannya sampai-sampai banyak kalangan
mendukungnya, walaupun ia telah ditetapakan sebagai tersangka.
“Ini
bukan tutup buku, ini buka buku halaman pertama, saya yakin halaman-halaman
berikutnya akan makin bermakna bagi kepentingan bersama. Ini lah
saudara-saudara sekalian, beberapa hal yang kita sampaikan pada kesempatan
siang hari ini. Saya tentu akan menjadi sahabat teman-teman sekalian, karena
banyak buku yang akan dibaca bersama," jelasnya.
Fokus Pemilu 2014
Kita
tahu bahwa di tahun 2014 adalah tahun politik dimana di tahun tersebut semua
rakyat Indonesia harus memilih salah satu calon pemimpin yang akan memimpin
negara ini. Pada bulan lalu, Komite Pemilihan Indonesia (KPI) merilis hasil
verifikasi faktual Partai politik (Parpol) yang akan diajukan ke pemilu 2014
nanti. Berdasarkan data KPI, dari 16 partai yang ikut dalam verifikasi parpol
hanya ada 10 parpol yang akan mengikuti pemilu mendatang.
Dengan
adanya 10 parpol yang terpilih untuk maju ke pemilu mendatang, diharapkan mempunyai
kualitas maupun intelektual yang bisa diandalkan untuk memimpin negeri ini. Hal
ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena seperti yang kita
ketahui bahwa dilngkungan pemerintah saat ini sedang terjadi permasalahan yang
menyangkut citra salah satu partai, yaitu partai demokrat seperti yang telah
dijelaskan di atas.
Untuk
itu, presiden nanti yang akan terpilih bisa fokus pada kesejahteraan rakyatnya
bukan hanya menfokuskan partainya saja demi membangun politik keluarga atau
bisa disebut politik dinasti. Apabila semua itu terealisasikan, maka pemimpin
nantinya bukan hanya pemimpin yang hanya bisa memimpin warganya, melainkan
pemimpin yang mempunyai tanggung jawab besar atas kesejahteraan rakyatnya dan
berjuang untuk negaranya.
Seperti
yang dikatakan oleh Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) , bahwa pemimpin adalah orang yang mampu
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama (sinergi) yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Oleh:
Ahmad Zamroni
Mahasiswa
IAIN Walisongo Semarang dan Peneliti di Monash Institute
Tidak ada komentar:
Posting Komentar