Jumat, 12 April 2013

Berharap Pemimpin Tak Sekedar Memimpin


Berharap Pemimpin Tak Sekedar Memimpin



Pada dasarnya semua manusia diciptakan di bumi ini adalah sebagai pemimpin, baik dari kaum adam maupun kaum hawa. Maka dari itu, setiap manusia mempunyai hak yang sama yaitu menjadi pemimpin atau dalam istilah Islam adalahKholifah Fil Ard.
Barangkali, banyak dari kalangan masyarakat saat ini meragukan keahlian-keahlian para pemimpin yang telah memimpin negeri ini, sehingga banyak kritikan baik berupa buku ataupun opini yang membahas tentang kinerja pemimpin yang setiap hari menghiasi media massa.
Memang, pemimpin asketis sangat dibutuhkan diseluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Kebanyakan masyarakat tersebut beranggapan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang mempunyai beberapa ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, tanggung jawab, daya persuasi dan intensitas. Dan apabila kita berfikir tentang pemimpin yang asketis seperti Soekarno yang merupakan salah satu pemimpin berpengaruh di Indonesia, patut kita akui bahwa sifat-sifat tersebut melekat pada dirinya dan dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang dia inginkan.
Sebenarnya, untuk menjadi pemimpin yang efektif tidak harus mempunyai ciri-ciri yang sama seperti apa yang dimiliki oleh Soekarno, karena setiap orang tidak bisa mermiliki sifat yang sama.Guru manajeman terkenal, Peter Drucker, menjawabnya hanya dengan beberapa kalimat: "pondasi dari kepemimpinan yang efektif adalah berpikir berdasarkan misi organisasi, mendefinisikannya dan menegakkannya, secara jelas dan nyata.
Pernyataan tersebut bisa menjadi motifasi bersama, supaya bisa lebih berkomitmen dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Agar tujuan yang diinginkan bersama dapat terealisasi dengan baik.
Belajar dari Permasalahan
Negara saat ini sedang tertimpa musibah yang perlu akan adanya pembenahan, karena musibah tersebut datang dari partai demokrat yang dewan pembinanya merupakan presiden Indonesia, yaitu Bambang Susilo Yudhayana. Musibah tersebut adalah terdakwanya ketua umum partai demokrat, yaitu Anas Urbaningrum sebagai tersangka atas kasus korupsi proyek olahraga hambalang sekaligus mengundurkan diri dari jabatannya.
Dalam hal ini, KPK sangat perlu dipertanyakan atas penetapan Anas sebagai tersangka. Pasalnya, banyak kalangan menilai bahwa KPK menjalankan tugasnya tersebut atas dasar kekuasaan, maksudnya ada pihak lain yang memaksa KPK untuk cepat-cepat memberikan status hukum terhadap beberapa orang yangdianggap ikut terjerat tindak pidana korupsi tanpa mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Dengan demikian, atas kejadian yang menimpa partai demokrat bisa menjadi pelajaran bagi pemilu mendatang supaya benar-benar memilih pemimpin yang sesuai, karena pemimpin saat ini dianggap sedang membuat semacam politik keluarga atau politik dinasti. Hal itu dibuktikan dengan presiden SBY memilih kerabat-kerabatnya untuk ikut masuk dalam sistem pemerintahannya, apalagi setelah pengunduran Anas Urbaningrum. 
Kini kita hanya menanti halaman baru seperti yang dikatakan oleh Anas Urbaningrum, bahwa penetapan beliau sebagai tersangka kasus proyek hambalang merupakan halaman pertama dan akan ada banyak halaman-halaman berikutnya. Entah itu berupa kebusukan yang terdapat didalam partai atau masih banyak orang terjerat kasus korupsi yang saat ini masih duduk di lingkungan partai.
Beliau juga mengatakan bahwa masih banyak fakta yang akan tersingkap dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dan kita hanya bisa berdo’a semoga kasus yang menimpa Anas dapat cepat terselesaikan, karena saat ini mencari sosok pemimpin muda seperti anas sangat sulit. Beliau termasuk orang yang berbakat dalam menjalankan kepemimpinannya sampai-sampai banyak kalangan mendukungnya, walaupun ia telah ditetapakan sebagai tersangka.
“Ini bukan tutup buku, ini buka buku halaman pertama, saya yakin halaman-halaman berikutnya akan makin bermakna bagi kepentingan bersama. Ini lah saudara-saudara sekalian, beberapa hal yang kita sampaikan pada kesempatan siang hari ini. Saya tentu akan menjadi sahabat teman-teman sekalian, karena banyak buku yang akan dibaca bersama," jelasnya.

Fokus Pemilu 2014
Kita tahu bahwa di tahun 2014 adalah tahun politik dimana di tahun tersebut semua rakyat Indonesia harus memilih salah satu calon pemimpin yang akan memimpin negara ini. Pada bulan lalu, Komite Pemilihan Indonesia (KPI) merilis hasil verifikasi faktual Partai politik (Parpol) yang akan diajukan ke pemilu 2014 nanti. Berdasarkan data KPI, dari 16 partai yang ikut dalam verifikasi parpol hanya ada 10 parpol yang akan mengikuti pemilu mendatang.
Dengan adanya 10 parpol yang terpilih untuk maju ke pemilu mendatang, diharapkan mempunyai kualitas maupun intelektual yang bisa diandalkan untuk memimpin negeri ini. Hal ini bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena seperti yang kita ketahui bahwa dilngkungan pemerintah saat ini sedang terjadi permasalahan yang menyangkut citra salah satu partai, yaitu partai demokrat seperti yang telah dijelaskan di atas.
Untuk itu, presiden nanti yang akan terpilih bisa fokus pada kesejahteraan rakyatnya bukan hanya menfokuskan partainya saja demi membangun politik keluarga atau bisa disebut politik dinasti. Apabila semua itu terealisasikan, maka pemimpin nantinya bukan hanya pemimpin yang hanya bisa memimpin warganya, melainkan pemimpin yang mempunyai tanggung jawab besar atas kesejahteraan rakyatnya dan berjuang untuk negaranya.
Seperti yang dikatakan oleh Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) , bahwa pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama (sinergi) yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.

Oleh: Ahmad Zamroni
Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dan Peneliti di Monash Institute

Tidak ada komentar:

Posting Komentar