Rabu, 27 Maret 2013

TERTIPU KESENANGAN DUNIA

TERTIPU KESENANGAN DUNIA
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sesuatu yang melalaikan dan perhiasan dan bermegah-megahan di antara kamy serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak........(QS. 57-Al-Hadid :20)
Aneka ragam wujud kesenangan duniawi seperti pada ayat ke-20 surat Al-Hadid (besi) diatas sesuai benar dengan urutan kesenangan hidup manusia berdasarkan perkembangan usia kronologisnya : Bayi-Balita-Remaja-Dewasa-Tua. Begitu pendapat Muhammad Rasyid Ridho, penulis Tafsir Al-manar, 1994 : 108. Diterangkan lebih lanjut bahwa ketika masih bayi, manusia barulah mampu merasakan lezatnya permainan yang mereka lakukan tanpa suatu tujuan yang pasti selain hanya keasyikan itu sendiri (la’ibun). Setelah tmbuh akal pikiran mereka, maka anak-anak suka akan suatu permainan yang bersifat melalaikan (lahwun). Lantas meningkat pada masa remaja yang gemar akan hidup yang hedonis akan gemerlapnya dunia (zayinun). Kemudian menjadi pemuda yang suka akan gagah-gagahan (tafakhur). Akhirnya menjadi tua yang suka membangga-banggakan harta dan pangkatnya (takatsur). Namun aneka macam perilaku tersebut masih dalam lanjutan ayat di atas tersebut, masing-masing hanya rentangan waktu yang tak cukup lama hanya sekejap mata, maka digunakanlah perumpamaan berikut :......seperti saat hujan,tetanaman akan mengagumkan petani, namun saat berikutnya tanaman tersebut berubah warna menguning dan kemudian layu dan mati.......”. dramatis !!!!. ketika hujan datang tanaman akan menjadi subur dan tak heran petani pun juga menjadi riang gembirabahkan membangga-banggakan tanamanya??? Harapan akan panen besar dan gairah untuk membesarkan usaha yang ditekuninya tersebut sudah menjadi angan-angan yang sudah diimpikan sejak lama. Tetapi jika musim panas pun datang secara tiba-tiba dan mengeringkan seluruh lahan pertanian tersebut tanpa memberi sedikitpun sisatanaman hidup, semua menguning dan kemudian layu, ketika itupun seluruh harapan para petani menjadi sirna.
Perumpamaan itu seharusnya mampu menyadarkan manusia untuk tidak jatuh pada hedonisme kehidupan atau keduniawiaan. Jauh lebih menarik lagi isi pesan ayat yang terletak pada akhir kalimatnya :......” sebab kehidupan ini tiada lain hanyalah menipu”. Adakah kesenangan yang menipu??? Bagaimana tidak, semua hal itu bukanlah tujuan utama dalam hidup ini. Apalagi kita hidup hanya sebentar,tak ada yang abadi di dunia ini. apakah harta akan kita bawa ke dunia selanjutnya??? TIDAK, kita meninggal hanya membawa selembar kain kaffan.
Tampak bahwa dunia ini hanya fana’,tak ada yang abadi,ibarat kita sedang tertidur dan bermimpi untuk bangun pada dunia yang sesungguhnya yaitu : akhirat. Kesenangan duniawi yang sesaat ini hanya akan membawa kesulitan yang lama pada akhirat, akankah kita menggunkan waktu yang sebentar ini dengan memohon ampnu dan beribadah kepada Tuhan yang maha Esa. Atau malah sebaliknya kita ingin menjadi manusia yang menyesal kemudian hari. Namun nyatanya betapa sedikit manusia yang sadar akan tipuan yang mempesona tersebut
Kita harus cepat tersadar dari lamunan yang sudah lama membelenggu kita ini, sekarang saatnya kita bangkit untuk mengislamkan diri dengan banyak beristigfar kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar