Rabu, 27 Maret 2013

PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM

PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM
Latar Belakang
Islam jika ditarik garis besar merupakan agama yang sebagian penyebaranya melalui proses sosialisasin masyarakat. Dimasa lampau, Islam pernah mengalami masa kejayaan dibidang ilmu pengetahuan dan hampir menguasai lebih dari setengah wilayah bumi. Kemudian di tengah perkembanganya yang begitu cepat terjadi hal sebaliknya yang merugikan islam waktu itu, kemunduran islam pada waktu itu disebabkan oleh macam-macam faktor. Salah satunya disebabkan pola interaksi masyarakat muslim dengan yang menganut agama lain.
Pada awal penyebaranya, hubungan islam dengan agama lain dapat terjalin dengan harmonis dan romantis, khususnya setelah kejadian fathu mekkah. Namun, kesalahpahaman dengan penganut agama lain pun juga tak bisa terhindarkan, yang sebagian besar disebabkan kesalahpahaman hubungan sosial antar-agama.
Dengan demikian, memahami Islam yang telah berproses dalam sejarah dan budaya tidak akan lengkap tanpa memahami manusia. Karena realitas keagamaan sejatinya adalah realitas kemanusiaan yang mengejawantah dalam dunia nyata. Oleh karena itu, sosiologi sangat diperlukan dalam memahami islam, sebagai alat untuk memahami realitas kemanusiaan dan memahami islam yang telah dipraktikkan, islam menjadi gambaran sesungguhnya dari keberagama manusia. Hal itulah yang mendorong penulis menyusun makalah tentang pendekatan sosiologis dalam studi islam.
Pengertian Sosiologi
Secara etimologi, kata sosiologi berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata “socius” yang berarti teman, dan “logos” yang berarti berkata atau berbicara tentang manisia yang berteman atau bermasyarakat. Secara terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Adapun objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia dan permasalahan yang timbul diantaranya. Sedangkan tujuanya adalah meningkatkan keharmonisan hubungan diantara banyak perbedaan manusia.
August Comte (1798-1853), ilmuwan dari prancis merupakan orang yang pertama kali memakai istilah “sosiologi”. Sosiologi menurut comte, harus dibentuk berdasarkan pengamatan terhadap masyarakat bukan merupakan spekulasi-spekulasi semata. Sosiologi merupakan ilmu yang dipelajari sebagai cara hidup didalam masyarakat yang berbeda-beda atau cara beradaptasi didalam suatu komunitas. Dengan ilmu ini kita dapat menganalisa suatu permasalahan yang muncul ditengah-tengah masyarakat atau komunitas tertentu dan dapat memahami suatu hubungan masyarakat.
Islam dan Masyarakat
Islam datang ke-Indonesia sudah lebih dari lima abad yang lalu. Meskipun demikian, pemahaman dan penghayatan tentang nilai-nilai keagamaan masih dipengaruhi oleh budaya lokal yang kehadiranya lebih dulu sebelum islam. Hal tersebut dikarenakan faktor historis yang terdapat di indonesia. Sehingga nilai-nilai kebudayaan masih mempengaruhi nilai-nilai ke-islaman.
Islam mampu diterima masyarakat Indonesia dan berkembang pesat dikarenakan cara pendekatan terhadap lapisan masyarakatnya, baik lapisan atas maupun lapisan bawah dengan menggunakan jalur perdagangan, pernikahan dan dakwah. Dalam berdakwah, cara yang paling mudah diterima oleh masyarakat adalah melalui simbologi-simbologi lokal yang dialih fungsikan oleh para pendakwah pada masa tersebut. Contoh riilnya ialah tentang budaya tahlilan.
Budaya yang asal mulanya merupakan penyembahan kepada arawah para leluhur pada masa Hindu-Budha dialih fungsikan dengan menyusupkan doa-doa islami. Walaupun secara simbologi tidak berubah substansi didalamnya, namun berubah menjadi sesuatu yang benar menurut agama Islam. Islam di indonesia tumbuh begitu pesat, tanpa disadari hampir seluruh warga negara Indonesia sekarang mayoritas berAgama Islam. Hal tersebut dibuktikan dengan berdirinya bangunan-bangunan masjid yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Pendekatan Sosiologi terhadap Perkembangan Islam
Pendekatan sosiologi melihat agama sebagai objek, baik berupa ajaranyadalam kerangka teori-teori sosiologi. Misalnya, ayat-ayat yang menjelaskan tentang fakir-miskin dijelaskan dengan kerangka teori-teori kemiskinan yang terdapat pada sosiologi. Jadi terdapat kesinambungan antara Islam dan sosiologi yang tak bisa dipisahkan satu sama lain.
Setidaknya, ada empat pendekatan sosiologi yang dipergunakan dalam keja ilmiah sosiologi:
Evolusionisme
Yaitu mencari pola perubahan dan perkembangan yang muncul dalam pola masyarakat yang berbeda.
Contoh : paham wahabi di Indonesia. Bagaimana dapat berkembang sama seperti paham wahabi di damaskus, Timur Tengah. Apakah pengaruh proses globalisasi akan sama mempengaruhi keluarga muslim dinegara berkembang sama seperti yang ditemui di negara barat.
Intraksionisme
Yaitu memusatkan perhatian pada interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi ini terjadi bisa dengan menggunakan simbol-simbol masyarakat.
Contoh : Bulan-Bintang merupakan simbol bagi ummat muslim, begitu juga dengan adanya masjid (tempat ibadah), masjid menjadi simbol bahwa masyarakat setempat adalah pemeluk islam. Adzan digunakan sebagai isyarat bagi kaum muslim untuk menunaikan ibadah.
Fungsionalisme
Masyarakat dipandang sebagai suatu jaringan kerja sama satu kelompok yang saling membutuhkan satu sama lain dalam suatu sistem yang harmonis. Salah satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan lenyap dengan sendirinya.
Contoh : hakim berperan dan berfungsi sebagai penegak keadilan. Ulama berperan sebagai orang yang diikuti ijtihadnya.
Kesimpulan
Kita sebagai umat manusia yang diciptak untuk saling menjalin tali silaturahmi, harus dapat memahami pentingnya arti sosiologi, agar terjalinya hubungan masyarakat yang harmonis dan sejahtera,tanpa adanya konflik didalamnya dan kita dapat menyelesaikan masalah yang terjadi didalam masyarakat atau kelompok.

2 komentar: